Kamis, 06 September 2012

CONTOH LAPORAN PKL UMB ( UNIVERSITAS MUARA BUNGO )


I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Strata Satu ( S1) untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar kesarjanaan pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo. Pada Praktek kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa terjun langsung kelapangan dan mengetahui bagaimana metode serta teknis cara pembuatan sampai pemasaran Produk, Pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas pertanian di masyarakat.
Mahasiswa pertanian melaksanakan  PKL baik di perusahaan bersekala mikro, menengah maupun bersekala mikro ( Industri Bersekala Rumah Tangga ). Seperti yang kami lakukan di Fisa Production Jamur Tiram Putih Di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Membudidayakan Jamur Tiram Putih untuk Konsumsi harian sebagai tambahan protein serta gizi yang tinggi terutama kadar asam amino yang lengkap
Alasan penulis memilih tempat untuk PKL ini jamur tiram putih dikalangan masyarakat sudah banyak mengetahui jamur tiram putih serta nilai ekonomi yang terdapat dalam usaha jamur tiram putih sehingga penulis mempunyai inisiatif mempelajari apa saja keperluan serta persyaratan untuk melakukan budidaya jamur tiram putih yang nilai ekonominya cukup cerah dan prospektif serta pangsa pasar sangat luas.

Fisa Production Jamur Tiram Putih Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan salah satu perusahaan berskala mikro atau kecil yang mampu berdiri sendiri dan merupakan pusat sentra usaha pengembangan jamur tiram dengan cara membudidayakan jamur dan memperbanyak media jamur yang berperan untuk meningkatkan kualitas jamur tiram putih, dalam proses pemasarannya sangat mudah yaitu menjual langsung ke konsumen dari rumah kerumah maupun melalui pedagang pengumpul yang berperan menyampaikan ke konsumen.
Pengembangan jamur tiram secara itensif dan komersial mempunyai prospek yang sangat mengiurkan , peluang pemasaran jamur tiram sebagai bahan baku sayuran untuk masyarakat berbagai kalangan , baik lingkungan rumah tangga maupun restoran dan hotel berbintang amat besar. Permasalahan yang di hadapinya pun cukup minim dalam budidaya jamur tiram putih. Melihat prospek yang cukup besar maka Fisa Production Jamur Tiram Putih menjadi pilihan mahasiswa sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

1.2  Tujuan
Adapun tujuan melaksanakan Praktek KErja Lapangan ( Farm Experience )salah satunya adalah sebagai prasyarat untuk mendapat gelar sarjana S1 pada Program Studi Agribisnis Universitas Muara Bungo. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan ini juga untuk meningkatkan etos kerja mahasiswa yang bersangkutan serta memiliki keterampilan yang khusus, Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan ini di harapkan mahasiswa mengetahui, mengenal, menindentifikasi dan memecahkan permasalahan dalam bidang pertanian khususnya dalam bidang pembudidayaan serta pemasaran jamur tiram putih.

1.3  Manfaat
 Manfaat yang dapat di ambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini antara lain:
1.      Untuk menambah pengetahuan dalam  budidaya sampai kepemasaran jamur tiram putih
2.      Untuk mengembangkan pengetahuan di bidang pembudidayaan serta pemasaran jamur tiram putih baik tingkat rumah tangga, pasar tradisional serta pasar modern.

II. KONDISI UMUM UMUM LOKASI PRAKTEK
KERJA LAPANGAN

2.1              Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan di laksanakan di Fisa Production Jamur Tiram Putih Jln. 14 Poros Desa Rimbo Mulyo KM. 3  Arah Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 06 Juli 2011 dan kegiatan dilaksanakan tiap pagi hari 08.00 – 12.00 dilaksanakan sepuluh hari berturut – turut.

2.2              Pengelola Tempat Praktek Kerja Lapangan
Pengelola Fisa Production Jamur Tiram Putih adalah Ibu Iba Chusmartini, S.Si selaku pimpinan dan juga merangkap pemilik usaha dan di bantu staf yang ahli dalam pembudidayaan.

2.3              Usaha Yang Dilaksanakan
Adapun usaha yang dilaksanakan adalah budidaya jamur tiram dan memperbanyak media tanama jamur tiram dengan cara baglog / pembungkusan media tanam atau dengan kata lain tempat hidup atau tumbuhnya jamur. Komoditas yang diusahakan ada satu jenis komoditas yaitu jamur tiram putih pleurotus ostreatus. Untuk memperbanyak komoditas tersebut dengan mudah yaitu dengan cara mengembangkan media kultur murni dari sanalah bibit jamur tiram di hasilkan.dan juga demi kelancaran usaha yang dilakukan perbanyakan media tanam atau baglog, serta gudang tempat penyimpanan media taman.
Sistem tata niaga di terapkan dalam usaha jamur tiram putih masih sederhana tidak seperti perusahaan yang berskala besar untuk penetapan harga jamur di hitung perkilo (kg) biasanya harga jamur 1 kilogram berorientasi Rp. 22000 ( Dua Puluh Dua Ribu ). Sedangkan  bentuk rantai saluran Distribusi Produk adalah antara lain:
Gambar 1.1
Rantai Saluran Distribusi Produk








III. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur tiram yang bahasa ilmiahnya di sebut Pleurotus  ostreatus  Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Gunawan A.W. (2004)
Menurut Tjokrosoedarmo, A.H. (1991) Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, vitamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengenal jamur tiram dengan baik, disebut jamur tiram karna bentuknya seperti kulit tiram atau cangkang kerang jadi tidaklah keliru sebagain masyarakat menyebutnya dengan nama kerang – kerangan karna bentuknya seperti kerang. Di luar negeri jamur tiram sangat popular terutama di Negara Amerika   dan Eropa Masyarakat barat menamainya dengan sebutan Oister Mushroom selain popular jamur tiram sebagai tambahan gizi merekapun juga mengenal jamur tiram sebagai obat berbagai macam penyakit. Tjokrosoedarmo, A.H. (1991)
Jamur tiram sendiri merupakan tumbuhan yang unik, tidak memiliki klorofil (zat hijau daun) sehingga tidak bisa memproduksi makanan sendiri jamur mengandalkan organisme lain atau sisa-sisa organisme.
 Sedangkan Menurut Bessete, A,E., L.R.W. Kerrigan, dan D.C. Jordan. (1985) Di Indonesia, jamur tiram baru mulai dikenal oleh masyarakat luas beberapa tahun yang lalu. Pada awalnya petani masih susah memasarkan produknya, karena masyarakat belum tahu khasiat jamur tiram seiring perkembangan zaman masyarakat mengetahui khasiat dari jamur itu sendiri. Saat ini cukup banyak pengusaha jamur tiram yang sukses beragribisnis.

3.1 Botani Jamur Tiram
Kingdom         : Fungi
Filum               : Basidiomycota
Class               : Homobasidiomycetes
Ordo                : agaricales
Family             : Tricholometaceae
genus              : Pleurotus
Species           : Pleurotus ostreatus

3.2 Syarat Tumbuh
Seperti yang diketahui bahwa semua mahluk hidup memilik persyaratan untuk tumbuh begitu pula pada jamur tiram juga memiliki persyarat tumbuh tertentu. Agar pertumbuhan jamur tiram berjalan secara optimal dan menguntungkan adapun syaratnya antara lain
  1. Lingkungan
Agar bisa memperoleh keuntungan hasil yang maksimal dalam budidaya jamur tiram aspek lingkungan ini harus di perhatikan dengan seksama, lingkungan cukup mempengaruhi secara seknifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram. lingkungan merupakan faktor utama seperti  ketinggian tempat, cahaya, suhu atau temperatur ruangan, kelembaban, derajat keasaman atau pH, kesuburan media, nutrisi dan kandungan air dalam media.

  1. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat sebenarnya merupakan faktor pentu keberhasilan atau tidaknya dalam budidaya jamur tiram faktor ketinggian ini berkaitan dengan suhu udara karena ketinggian akan mempengaruhi penurunan suhu dan tekanan udara. Jamur tiram di budidayakan antara ketinggian 0-1000 meter dari permukaan laut tapi yang paling ideal adalah 200 – 800 di atas permukaan laut, yang terpenting dalam ruangan tetap sejuk dan lembab.

  1. Cahaya
Budidaya jamur tiram sangat sedikit sekali atau tidak membutuhkan cahaya di karenakan jamur tiram tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga tidak memerlukan sinar matahari untuk pertumbuhan. Kalau ada sinar matahari maka akan menghambat pertumbuhan jamur.

  1. Suhu
Suhu atau temperature yang di butuhkan dalam budidaya jamur tiram berkisar antara 15-30 derajat celcius,namun untuk suhu yang optimum sekitar 20-25 derajat celcius, suhu juga mempengaruhi media tanam.

  1. Kelembaban
Kelembaban udara di dalam ruangan juga perlu di perhatikan dikarenakan juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram tersebut. Usahakan agar kelembaban dalam suatu ruangan antara 75-85% agar tetap terjaga kelembaban jamur tiap hari di siram dengan air maksimal empat kali penyiraman.

  1. Derajat Keasaman atau pH
Derajat keasaman atau pH jamur yang paling ideal 5,5 – 7 derajat keasaman yang kurang dari 5 akan mempengaruhi pertumbuhan jamur, pada pH 5,5 – 7 nutrisi pada jamur tiram akan mudah diserap, caranya dengan menggunakan pH meter.

  1. Kesuburan Media Tanam
Agar usaha jamur tiram bisa berhasil dengan baik, media tanam haruslah subur dan banyak mengandung nutrisi atau zat hara.

  1. Kandungan Air
Air sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, tanpa ada air tanaman atau tumbuhan tidak akan bisa hidup, untuk kebutuhan air cukup dengan penyiraman tergantung dengan kebutuhan.

  1. Suasana
Yang dimaksud dengan suasana itu keadaan yang memungkinkan tumbuhnya jamur secara baik dan sempurna. Usahakan ruangan jangan terkontaminasi secara langsung oleh sinar matahari, tutup rapat agar tidak terjadinya angina kencang yang membuat tanaman tercabut dari tempatnya, hewan usahakan jangan ada ternak yang masuk dalam kandang atau gudang penyimpanan jamur.

  1. Lokasi
Lokasi penanaman jamur tiram sebaiknya di gudang atau rumah usahakan tempatnya dekat dengan akses jalan agar mudah kendaraan membawa media tanam atau baglog tsbdan mudah pula dalam proses pemanenan sampai dengan pemasaran jamur tesebut.

3.3 Proses Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:

1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.

2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.

4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.
Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

C.   Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram
Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.

3.3.1 Serbuk gergaji
Serbuk gergaji sering dipilih karna praktis dan lebih efisien, serbuk gergaji itu sendiri merupakan limbah industri rumah tangga dari pengrajin kayu. Tidak semua serbuk gergaji yang baik digunakan adapun persyaratan serbuk gergaji yang baik dalam budidaya yaitu: Serbuk kayu yang berasal dari tanaman kayu keras.Kayu keras itu sendiri tidak mengandung minyak ataupun resin.Tidak boleh menggunakan kayu bergetah atau masih menempel di kayu tersebut.Serbuk kayu tersebut tidak busuk atau menempel jamur liarSerbuk kayu bebas dari kerikil atau kotoran lainya sehingga butuh pengayakan.Kayu yang lebih baik digunakan antara lain kayu segon,  albasia, mirah, jati, waru, jabon, laban, dan masih banyak kayu lainnya.

3.3.2 Bekatul
Bekatul berfungsi meningkatkan kosistensi media tanam, dapat menahan air, mengandung hara nitrogen dan kalium serta mendukung pertumbuhan jamur tiram. bekatul baik digunakan yang baru dan bersih, bekatul yang baru berwarna kuning tidak berbau busuk akan tetapi berbau khas bekatul baru. Bekatul pada saat ini harganya mahal karna di gunakan untuk pakan ternak serta kegiatan industri lainnya.

3.3.3 Kapur pertanian ( Dolomite )
Kapur merupakan yang paling dalam hal bahan pembuatan karna kapur mengandung kalsium, magnesium, fospat, karbon dan dapat juga meningkatkan pertumbuhan pada media jamur, kapur juga meningkatkan Ph pada media penanaman jamur.

3.3.4 Gips
Gips memiliki peran tambahan yang berperan untuk meningkatkan kosistensi media, terutama serbuk gergaji.

3.3.5 Tepung dan Glukosa
Tepung dan Glukosa juga memiliki peran aktif dalam pembuatan media itu sendiri karna tepung memiliki unsure fosfat dan kalsium.

2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.

4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.

7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit

Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari. Suhu rata-rata 18-20ºC
9. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran. (Galeriukm).

10. Pasca Panen
Penanganan pasca panen juga merupakan usaha untuk mempertahankan kualitas jamur tiram. Ada beberapa tindakan pasca panen yang harus dilakukan, yaitu Sortasi dan Grading, Pengemasan, Penyimpanan, Distribusi dan pengolahan.

3.4 Manajemen
Manajemen merupakan suatu kegiatan yang mencakup perencanaan, perorganisasian pelaksanaan dan pengendalian dalam rangka memperdayakan sumber daya organisasi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, modal material maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi (mursidin 2001)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur karna manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
            Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[5] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

3.5 Tata Niaga
Pemasaran merupakan bagian manajemen yang di terapkan secara strategi dalam perencanaan, pengaturan dan motivasi untuk mencari keuntungan dan kepuasan konsumen.
Sistem Pemasaran merupakan urutan lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pemasaran untuk mempelancar aliran produk dari produsen ke pada konsumen.



Adapun sipat sistem pemasaran jamur tiram putih antara lain sebagai berikut:
  • Kegiatan pemasaran produk jamur tiram adalah komplek karna mudah rusak, ukuran dalam pemanenan cukup besar dan memiliki mutu yang tinggi.
  • Tidak musiman, habis sekali pakai atau konsumsi.
  • Biaya lebih efisien di bandingkan dengan usaha sektor pertanian lain.
Peran Sistem Pemasaran dalam usaha jamur Titam.
  • Memaksimum tingkat konsumen atau penghabis
  • Memaksimumkan tingkat kepuasan dalam penjualan di segi mutu atau kualitas
  • Memaksimumkan tingkat gizi yang terdapat dalam jamur tiram
Sasaran konsumen
  • Super market diusahakan semaksimal mungkin
  • Mini market
  • Pedagang pengumpul
  • Ke konsumen secara langsung untuk mengenal Fisa Production Jamur Tiram Putih.
3.6 Analisa Biaya dan Keuntungan
Analisa biaya dan keuntungan adalah suatu pembukuan yang paling mudah digunakan dalam menganalisa suatu Unit usaha, meskipun sangat mudah dalam melakukannya tapi sangat berperan penting dalam menunjukan tingkat keuntungan usaha, sekaligus untuk pengendalian biaya yang dikeluarkan. Unsure yang berperan dalam analisa ini adalah biaya investasi, biaya produksi, penerimaan dan keuntungan.
3.6.1 Biaya Investasi
Biaya ini dikeluarkan pada awal melakukan kegiatan usaha. nilai total biayanya cukup besar, namun terpakai dalam jangka waktu yang cukup panjang. Perhitungan biaya investasi menggunakan penyusutan waktu per produksi. Biaya investasi dalam budidaya jamur tiram antara lain: biaya sewa lahan kalau memakai lahan milik orang lain, biaya pembuatan rumah jamur, pembelian peralatan, dan lainya.

Tabel. 1 Biaya Investasi Jamur Tiram

Biaya
Kuantitas
Harga / Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)
1. Rumah Jamur +  Tanah
50 m²
100.000
5000.000
2. Peralatan

  • Terpal
  • Hand sprayer kecil
  • Drum bersekat/tungku
  • Sprayer punggung
  • Rak bamboo 5 tingkat(9x2 m)
  • Cangkul, ember, Sekop, Pingset dan lainya


2 Buah
2 Buah

2 Unit

2 Unit

2 Unit


       1 Set


200.000
          30.000

200.000

200.000

300.000


200.000


400.000
          60.000

400.000

400.000

600.000


200.000
Total Investasi                                                                                      7.060.000

Tabel.2 Penyusutan Biaya Investasi Per 6 Bulan Produksi
Biaya
Masa Pakai (Tahun)
Total NIalai (Rp)
Diperhitungkan (Rp)
1. Rumah Jamur + Tanah
4
5.000.000
625.000
2. Peralatan
  • Terpal
  • Hand Sprayer Kecil
  • Drum Bersekat + Tungku
  • Sprayer Punggung
  • Rak Bambu 5 tingkat (9x2m)
  • Cangkul, Sekop, Ember, Pinset, dan lain-lain

2
2
5
5
2
5

400.000
      60.000
400.000
400.000

600.000

200.000

100.000
          15.000
          40.000
          40.000

150.000

20.000
Total Biaya Tetap


990.000

3.6.2 Biaya Produksi
Biaya Produksi Di tentukan berdasarkan Oleh besar kecilnya Volume Produksi. Karna itu Biaya produksi sering di sebut Biaya Variabel. Contoh Serbuk gergaji, dedak, kapur, bibit jamur, dan masih banyak yang lainnya.
Tabel. 3 Biaya Produksi Pada Jamur Tiram

Biaya
Kuantitas
Harga / Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)
1.   Serbuk Gergaji
3000 kg
200,-/kg
600.000
2.   Dedak
200 kg
1.000,-/kg
200.000
3.   Kapur
200 kg
1.000,-/kg
200.000
4.   Pupuk Fospat
100 kg
2.000,-/kg
200.000
5.   Gips
75 kg
1.500,-/kg
112.500
6.   Bibit Jamur
200 botol
10.000,-/botol
2000.000
7.   Plastik Baglog
25 kg
25.000,-/kg
625.000
8.   Cincin Bambu
1.750 buah
100,-/buah
175.000
9.   kayu bakar
3 m³
200.000,-/m³
600.000
10. Karet Gelang
2 kg
10.000,-/kg
20.000
11. Alkohol
5 liter
50.000,-/liter
250.000
12. Spirtus
5 liter
30.000,-/liter
150.000
13. Kapas Putih
10 kg
10.000,-/kg
100.000
14. Listrik Untuk Pompa
4 bulan
100.000
400.000
15. Tenaga Kerja
240 Hok
20.000,-/Hok
4.800.000
Total Biaya Variabel
10.432.500,
3.6.3 Penerimaan
Penerimaan diartikan sebagai hasil penjualan produksi hasil jamur tiram putih, Penerimaan ada dua yaitu penerima potensial dan penerimaan aktual. Penerima potensial merupakan penerimaan tertinggi yang mungkin tercapai dimana semua produk terjual keseluruhan pada level harga tertinggi, penerimaan ini hampir tidak tercapai pada levelnya yang sering tercapai pada penerimaan aktual itu sendiri, penerimaan aktual diasumsikan sebesar 90% dari penerimaan potensial.
Tabel. 4 Perhitungan Penerimaan Potensial dan Aktual
Pisa Jamur Tiram Putih

Keterangan
Nilai
1. Produksi Per Baglog (10 Kali Panen )
1,75 kg
2. Produksi Total 1.750 Baglog x 1,75 kg/baglog
3.062,50 kg
3. Rata – rata Harga Jamur Tiram/ kg
10.000
4. Penerima potensial harga (harga x produksi total)
30.625.000,
5. Penerima Aktual (90%)
27.562500,

3.6.4 Keuntungan
Keuntungan adalah hasil dari pengurangan penerimaan dengan keseluruhan biaya yang di keluarkan, baik biaya eksplisit maupun implisit. Selain keuntungan ada istilah pendapatan, perbedaannya yaitu pendapatan tidak memperhitungkan biaya implicit atau biaya tidak tampak. Biaya implicit diantaranya yaitu tenaga kerja sendiri atau keluarga kadangkala lupa untuk di perhitungkan.
Tabel. 5 Perhitungan Keuntungan Usaha Jamur Tiram Putih

Keterangan
Nilai
1. Penerima ( Aktual )
Rp. 27.562.500,
2        Biaya
  • Biaya Investasi
  • Biaya Produksi

Rp. 990.000,
Rp. 10.432.500
3        Keuntungan / Tahun
Rp. 16.140.000
4        Keuntungan / Bulan
Rp. 4.035.000

IV. PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( Farm experience ) merupakan mata kuliah yang sangat memberi manfaat secara langsung kepada Mahasiswa/i yang melakukan kegiatan ini, kegiatan ini dilakukan di Balai-balai pertanian ataupun Usaha yang berbasis Pertanian lain baik milik pemerintah atau swasta seperti yang dilakukan di Fisa Production Jamur Tiram Putih yang mengelola sebuah usaha agribisnis pertanian sehingga berdampak kepada kemandirian dan menyerap tenaga kerja secara baik dan professional.
Salah satu penyebab rendahnya kualitas komoditas pertanian terletak pada  penanganan panen, pasca panen, dan pemasaran. Masih banyak petani tradisional yang mengangap pekerjaan mereka beres setelah membudidaya jamur tiram dan menghasilkan tanaman produktif. Namun masih ada pekerjaan yang tak kalah pentingnya untuk meningkatkan Kualitas maupun kuantitas produk ini yaitu dengan cara melakukan kegiatan demi kegiatan secara baik dan professional.

4.1  Kegiatan Produksi
Jamur Tiram Mualai panen sekitar 1,5 bulan dari pertama kali tanam (inokulasi). Setelah itu, jamur tiram dapat dipanen hingga 10 kali dengan selang waktu 7-10 hari pemanenan Jamur tiram sedikit berbeda dari pemanenan pada tanaman lain. Tidak dipilih jamur yang besar saja akan tetapi pemanenanya dipanen satu rumpun jamur dicabut seluruh baik besar maupun kecil. Karna pemanenan di lakukan secara keseluruhan maka pemanenan harus dilakukan dengan tepat, baik tepat waktu maupun tepat pada media yang akan dipanen.
Hal-hal yang harus sangat diperhatikan dalam pemanenan Jamur Tiram Putih sebagai berikut:
  • Pemanenan dilakukan apabila jamur sudah berumur 7-10 hari sejak pertama kali tumbuh.
  • Ukuran jamur sudah cukup besar, setidaknya 1-3 jamur yang telah besar 5-10 cm dalam satu rumpun.
  • Pencabutan jamur secara keseluruhan sampai ke akar – akar tidak boleh meninggalkan sisa jamur sedikitpun karena dapat menggangu pertumbuhan jamur selanjutnya.
  • Setelah dicabut media di korek dan di buang sedikit, tujuannya untuk menghilang sisa jamur yang sudah dipanen serta untuk memperbaharui media untuk generasi selanjutnya.
  • Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk menjaga kesegaran dari jamur itu sendiri, jamur yang dipanen sebaiknya di olah atau disimpan di tempat khusus.
4.2  Kegiatan Pasca Panen
Penangan pasca panen adalah usaha untuk mempertahankan kualitas jamur tiram. Ada beberapa tindakan pasca panen yang harus dilakukan yaitu: (1) Sortasi atau Grading, (2) Pengemasan, (3) Penyimpanan, (4) Distribusi dan (5) pengolahan.

4.2.1        Sortasi dan Grading
Tindakan Sortasi dan Grading masih jarang dilakukan di usaha budidaya jamur tiram pada pasca panen, padahal tindakan ini merupakan tindakan untuk mempertahankan kwalitas dari produk jamur tiram. Sortasi merupakan tindakan memisah antara jamur tiram yang baik dengan yang rusak. Sedangkan grading adalah pengelompokan jamur tiram yang baik kedalam packan yang berkualitas.
Tindakan ini dilakukan setelah pemanenan untuk menghindari kerusakan akibat pencapuran jamur tiram yang rusak dengan yang baik. Setelah di sortasi jamur tiram di grade ke kelas-kelas yang bermutu atau berkualitas.proses grading dilakukan sebelum pengemasan.

4.2.2        Pengemasan
Pengemasan ini berfungsi untuk menghindari jamur tiram yang segar atau yang baik dari kerusakan tangan ataupun kerusakan oleh terkontaminasi oleh udara luar dan juga menambah daya tarik untuk dipasarkan ke supermarket ataupun ke konsumen secara langsung. Pengemasan jamur tiram menggunakan plastic yang sangat bening. Setiap plastic berisi 50 – 100 gram. Isi pengemasan sebaiknya tidak terlalu banyak karna tidak menarik dan tingkat kerusakanpun tinggi.

4.2.3        Penyimpanan
Tidak mudah untuk menyimpan produk pertanian yang di kenal mudah rusak, apabila produk pertanian seperti jamur tiram,  jamur tiram memerlukan suhu penyimpanan antara 0 - 10ºC. Semakin tingkat kerendahan suhu maka jamur akan semakin awet namun penyimpanan tidak boleh dibawah titik beku (0ºC), karena jamur akan mengalami kerusakan secara keseluruhan yang di akibatkan oleh suhu dingin ( chilling injury )

4.2.4        Pengolahan
Jamur tiram dapat di olah menjadi beberapa macam jenis masakan seperti, mulai dari sop, oseng, pepes, sayur asam jamur tiram putih, sayur lodeh dan juga bisa dibikin keripik jamur. Adapun bentuk dari olahan jamur tiram putih antara lain:
  • Keripik Jamur Tiram Putih
Keripik jamur tiram putih merupakan makanan cemilan, jamur tiram yang dibuat keripik tahan samapai dua bulan. Keripik jamur tiram putih belum banyak dikenal oleh masyarakat, namun berpotensi untuk popular di kalangan masyarakat. Adapun langkah dalam pembuatannya.
-         Jamur tiram putih 1 kg
-         Bawang Putih 10 siung
-         Ketumbar 2 sendok
-         Pala 2 biji
-         Garam 3 sendok
-         Tepung roti ¼ kg
-         Air ½ gelas
Langkah-langkah pembuatannya
-         Jamur tiram dipisah satu sama lain. Bagian paling bawah dari rumpun di potong dan dibuang jamur tiram kemudian dibersihkan kemudian ditiriskan
-         Bawang putih, ketumbar, pala, dan garam dihaluskan, dan diencerkan dengan air aduk hingga benar-benar rata.
-         Campurkan bumbu jamur tiram aduk hingga jamur terbumbui hingga 30 menitagar meresap.
-         Siapkan tepung roti jamur tiram kemudian digulung pada roti
-         Goring jamur dengan minyak mendidih hingga kering. Tiriskan dan tempatkan di tempat tertutup.
Dan masih banyak lagi cara menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi dari produk pertanian jamur tiram putih.

4.3  Kegaiatan Pemasaran
Pemasaran jamur tiram putih sangat luas pangsa pasarnya. Meskipun sebelum tahun 1990-an sayuran ini sangat ekslusif, baik jumlah maupun kalangan yang mengkonsumsinya, secara umum tahapan pemasaran di Fisa Production Jamur Tiram Putih ( FPJTP )

4.3.1        Tahap Pengenalan Pasar
Pada tahan ini memperkenalkan produk jamur tiram putih kemasyarakat di sekitar lokasi hingga ke luar kecamatan rimbo bujang tersebut.

4.3.2        Tahap Konsumen Ekslusif
Tahap ini yaitu tahap penjualan produk ke konsumen yang sudah kenal akan jamur tiram dan juga manfaatnya.

4.3.3        Tahap Penyebaran Segmen Pasar
Pada tahapan ini pangsa pasar mulai naik, yaitu penjualan melalui pedagang pengumpul atau langsung kepasarnya langsung. Sasaranya langsung ke konsumen, pedagang keliling, rumah makan, pasar tradisional dan juga ke super market.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang dibahas penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa  Tempat Pembudidaya dan Produksi itu sudah sangat baik dan layak untuk di jadikan tempat pengembangan usaha jamur tiram karena di kalangan masyarakat terutama yang di luar Kab. Tebo masih awam menggenal jamur tiram karna aspek baik dari usaha ini untuk menerap tenaga kerja dan menggurangi tingkat penganguran.

5.2 Saran
Untuk menambah pengetahuan seputar jamur baik dilakukan di Fisa Production Jamur Tiram Putih karena pembimbing lapangannya mempunyai segudang pengetahuan tentang pembudidayaan sampai ke pemasaran produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Bessete, A,E., L.R.W. Kerrigan, dan D.C. Jordan. 1985. Yellow Blotch of  Pleurotus ostreatus. America Society for Microbiology Vol. 50.

Cahyana Y.A., Muchroji, dan M. Bakrun. 2005. Jamur Tiram. Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta

Gunawan, A.W. !(93. Tiga Metode Aerob pada Budidaya Jamur TIram Putih.J.Microbiology Indonesia 2: 10-13

Gunawan, A.W. 2004. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya, Jakarta

Istuti, W. dan S. Nurbana. 2006 Budidaya Jamur Tiram. Informasi Teknologi Pertanian No. 88 Tahun 2006, BPTP Jawa Timur.

Soenanto, H. 1999. Jamur Tiram. Budi Daya dan Peluang Usaha. Penerbit Aneka Ilmu, Semarang.

Tjokrosoedarmo, A.H. 1991. Budidaya Jamur Tiram Putih ( Pleourotus ostreatus ) pada Jerami. Biologi 1:1 - 12

LINKS

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Untuk Visitor Yang Berminat Berinvestasi Di Pertambangan Silahkan Saudara/i Kunjungi Website Kami http://ahmad-tarmizi.blogspot.com/ Kami SiapMelayani Anda Thanks.