ORGANISASI
Istilah organisasi yang berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani berarti alat, definisinya telah banyak dikemukakan orang, walaupun pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak mengandung perbedaan yang prinsip. Pendapat para ahli antara lain :
Chester I. Barnard, (1938) mengemukakan bahwa organisasi adalah system kerja sama antara dua orang atau lebih.
Edwin B. Flippo mengatakan bahwa organisasi adalah system hubungan antara sumber daya yang memungkinkan tercapainya tujuan.
• James D. Mooney berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk kerja sama untuk pencapaian tujuan bersama
• Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
organisasi adalah suatu bentuk kerja sama yang terdiri dari beberapa orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan bersama, dalam setiap organisasi terdapat tiga unsure dasar yaitu :
Orang-orang (sekumpulan orang)
Kerjasama
Tujuan yang akan dicapai
Agar organisasi itu menjadi organisasi yang baik maka ada 14 tipe ideal, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Kejelasan wewenang
3. Disiplin
4. Kesatuan Komando
5. Kesatuan arah
6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi/golongan
7. Remunerasi
8. Sentralisasi
9. Harus terjadi rantai komando
10. Tata tertib
11. Keadilan
12. Stabilitas
13. Inisiatif
14. Semangat Tim/Jiwa Korsa
Urgansi Organisasi
Ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan telah menghadapkan manusia pada kebutuhan untuk berorganisasi. Demikian pula karakteristik manusia sebagai mahluk social tidak memungkinkan manusia hidup wajar tanpa berorganisasi. Dilihat dari proses pembentukannya organisasi dapat terbentuk
Secara spontan
Yang dibentuk secara seksama atas kerjasama secara formal yang didasari atas pertimbangan yang matang.
Azas-Azas Pokok Organisasi
Agar organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien, ada beberapa azas pokok yang dapat dijadikan pedoman antara lain :
1. Perumusan tujuan
Perumusan tujuan organisasi sangat penting karena merupakan landasan dan arah setiap kegiatan organisasi.
Tujuan merupakan landasan menentukan kebijakan organisasi, dalam membentuk struktur yang akan dipakai, tata kerja serta aktifitas-aktifitas yang harus dilaksanakan.
Perumusan tujuan harus jelas , artinya bahwa tujuan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pihak yang bersangkutan.
Tujuan organisasi mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
Specifik, mempunyai cirri-ciri jelas mengenai batas-batas tujuan yang akan dicapai.
Realistic, tujuan harus mungkin dapat dicapai, (wajar Untuk dicapai) diukur dengan kemampuan dan kelemahan organisasi, yang diukur dengan analisa SWOT : Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Oportunity (peluang), Treath (kendala).
Moderate risk, untuk mencapai tujuan terkandung resiko yang tidak terlalu berat (wajar)
Challenging (menantang)
Measurable , tujuan harus dapat diukur.
Time phased, yaitu kurun waktu yang jelas, dengan penjadwalan kerja yang cermat.
Pembagian Tugas Pekerjaan
Azas kedua ialah pembagian pekerjaan yang dilakukan dari tingkat pimpinan sampai tingkat terendah. Tugas-tugas pekerjaan dikelompokan menjadi sejumlah kelompok yang masing-masing mempunyai bidang pekerjaan tertentu. Ada beberapa dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengelompokan fungsi dan aktifitas tersebut :
Menurut kesamaan fungsi yaitu menggabungkan semua pekerjaan yang bertalian erat
Menurut jenis apa yang dihasilkan
Pendelegasian Kekuasaan
Pendelegasian kekuasaan adalah pelimpahan kekuasaan kepada bawahan untuk menjalankan tugas yang dibebankan, mengingat yang bersangkutan terikat dengan tanggung jawab mengenai tugas tersebut. Ada tiga unsure pendelegasian yaitu :
Authority atau wewenang, ialah hak dan kekuatan untuk melakukan perintah-perintah menggunakan sumberdaya dalam pencapaian tujuan
Responsibility atau tanggung jawab ialah sejumlah hasil yang harus dicapai
Accountability atau pertanggung jawaban, adalah hak dan kekuatan untuk memberikan jawaban atas hasil yang harus dicapai oleh pemberi delegasi.
Hambatan-hambatan dalam pendelegasian kekuasaan antara lain :
– Hambatan organisatoris, factor-faktor yang tidak memungkinkan pendelegasian kerena keadaan organisasi tidak mendukung
– Hambatan psikologis, hambatan yang tidak memungkinkan pendelegasian karena rasa khawatir pimpinan untuk mendelegasikan karena ketidak percayaan atau ketakutan untuk disaingi
Rentang Pengawasan
Rentang pengawasan adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin langsung secara efektif oleh seseorang. Ada empat factor yang harus diperhatikan dalam menentukan luasnya rentang pengawasan yaitu :
Hal-hal yang berhubungan dengan rencana organisasi, semakin jelas rencana suatu organisasi dan tegas batas-bats pertanggung jawaban dalam organisasi tersebut, semakin banyak/besar orang yang dapat dikendalikan .
Jalinan hubungan antara orang-orang dan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikendalikan. Semakin banyak hubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain dan antara orang-orang yang bersangkutan, semakin kecil jumlah yang dapat dikendalikan
Kemampuan orang-orang dalam organisasi yang bersangkutan. Semakin tangkas dan pandai seorang pimpinan semakin banyak jumlah yang dapat dikendalikan
Corak pekerjaan, semakin sederhana dan seragam corak suatu pekerjaan, semakin banyak bawahan yang dapat dikendalikan.
Kemampuan orang-orang dalam organisasi yang bersangkutan. Semakin tangkas dan pandai seorang pimpinan semakin banyak jumlah yang dapat dikendalikan
Corak pekerjaan, semakin sederhana dan seragam corak suatu pekerjaan, semakin banyak bawahan yang dapat dikendalikan.
Tingkat Pengawasan
Suatu organisasi yang telah berkembang, strukturnya akan tersusun tingkat demi tingkat. Suatu azas yang perlu diperhatikan ialah bahwa tingkatan-tingkatan pengawasan itu hendaknya berjumlah sedikit mungkin
Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab
Harus dijaga jangan sampai seorang bawahan bertanggung jawab terhadap lebih dari satu orang atasan hal ini sangat penting untuk menghindari adanya kesimpang siuran perintah yang akan membingungkan bawahan serta menghambat efisiensi dan efektifitas kerja.
TIPOLOGI ORGANISASI
Tipologi organisasi adalah pengelompokan tipe atau jenis-jenis organisasi. Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan criteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan Jumlah orang yang Memegang Tampuk Pimpinan
a. Bentuk Tunggal
Pada organisasi bentuk tunggal, pucuk pimpinan berada ditangan satu orang , semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber dan bermuara kepadanya. Kebaikan organisasi bentuk tunggal adalah bahwa segala sesuatu akan dapat diputuskan dengan cepat, sebab pimpinan tidak harus berunding dengan pihak lain, karena ia memegang kekuasaan dan tanggung jawab sepenuhnya. Keburukannya apabila si pimpinan tidak mempunyai pengetahuan yang luas, kurang berani bertindak, maka kecepatan dan ketegasan bertindak dari organisasi tidak akan tercapai.
b. Bentuk komisi
Dalam hal ini pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang. Semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan itu sebagai suatu kesatuan, demikian pula pengambilan keputusan. Pembagian pekerjaan di antara angota dewan masih mungin di adakan dalam bentuk komisi – komisi. Bentuk ini banyak di pakai terutama dalam organisasi yang bertugas membuat peraturan dan memberikan pertimbangan-pertimabanangan.
Kebaikan bentuk ini antara lain adalah sebagai berikut:
Adanya pembagian tugas di antara anggota dewan memungkinkan semua bidang tugas mendapt perhatian sepenuhnya.
Keputasan-keputusan yang diambil oleh anggota lebih dari seorang cenderung lebih tepat dari pada yang hanya berdasarkan pertimbangan satu orang saja.
Adanya kerja sama yang erat untuk memikul tanggung jawab bersama mempunyai peranan mendidik di antara anggota-anggota dewan yaitu mendidik mengharga pendapat orang lain serta membentuk sifat berani mengemukan pendapat dan sebagainya, sehingga menjadi wadah pembentukan pribadi yang menyenagkan dalam pergaulan
Sedangkan keburukan-keburukannya antara lain :
Keputusan tidak dapat di ambil dengan cepat, bahkan mungkin berlarut-larut karena harus melalui rapat yang berkepanjangan.
Menghasilkan tindakan pimpinan yang kurang tegas karena keputusan merupakan pemikiran beberapa orang sebagai satu kesatuan.
Anggota sering kali berlindung di balik keputusan tersebut untuk menghindarkan tanggung jawab.
2. Berdasarkan Lalu Lintas Kekuasaan
a. Bentuk Lurus /Line Organization/Organisasi Lini
Pada bentuk ini kekuasaaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi dilangsungkan lurus dengan para pejabat yang memipin kesatuan-kesatuan dalam organisasi-organisasi tersebut. Tiap-tiap kepala kesatuan memegang kekuasaan dan tanggung jawab sepenuhnya mengenai segala sesuatu yang termasuk dalam kesatuanya. Dalam organisasi bentuk ini kekuasaan berlangsung lurus dan vertical. Srtuktur organisasinya bersifat sederhana yang dalam saluran perintah dan tanggung jawab di rumuskan dengan tegas batas-batasnya.
Kebaikan-kebaikannya menurut GR.Terry (1964:389) dalam bukunya The Principles of Management, antara lain:
Keputusan dapat di ambil dengan cepat,
Penyampaian informasi dapat di laksanakan dengan cepat,
Memungkinkan terbentuknya manager yang terlatih,
Hubungan kekuasaan antara bagian dalam organisasi jelas dapat di pahami
Sedangkan keburukan-keburukannya, antara lain :
Penumpukan pekerjaan di tangan seseorang,
Tidak memungkinkan spesialisasi,
Memungkinkan penyelesaian suatu masalah membutuhkan proses yang lama,
Anggota manager sulit di ganti,
Kurang waktu untuk memperhatika planning ( perencanaan ) dan pengembangan serta controlling ( pengawasan ) yang bersifat menyeluruh
b. Bentuk Lini dan Staff ( Line and Staff
Organization)
Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pada bentuk organisasi ini, maka biasanya para manajer mengangkat sejumlah ahli yang di sebut staff. Dengan penambahan staff pada organisasi lini, maka lahirlah bentuk organisasi yang ke-2 yaitu bentuk organisasi lini dan staff. Anggota staff adalah anggota organisasi yang bertugas memberi bahan-bahan pertimbangan kepada pemimpin dalam penggambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan organisasi (staff ahli), misalnya ahli hukum, ahli pemasaran, ahli politik, dan sebagainya.
Di dalam organisasi bentuk lini dan staff terdapat dua macam anggota organisai, yaitu anggota lini dan anghota staff dimana:
Anggota staff ialah anggota yang memiliki hak untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan atau nasehat kepada pimpinan, anggota staff memiliki bawahan pada jalur ini.
Anggota lini ialah anggota organisasi yang memiliki hak perintah kepada bawahan-bawahannya di dalam jalur ini.
Beberapa masalah dari bentuk organisasi ini khususnya berupa pandangan dari pihak lini dan staff satu sama lain. Anggota lini memiliki pandangan-pandangan sebagai berikut terhadap anggota staff :
Seringkali ada tendensi bahwa anggota staff bertindak sebagai anggota lini dengan kekuasaannya untuk memerintah.
Anggota staff sering berbangga diri seolah-olah keberhasilan perusahaan sepenuhnya berkat keahlian yang di milikinya.
Seringkali hal-hal yang di usulkan staff tidak bersifat praktis, tidak sesuai dengan keadaan perusahaan.
Dari sudut pandang anggota staff sendiri melihat adanya kesulitan-kesulitan yaitu:
Para manajer seringkali cenderung menolak gagasan baru bahkan lebih bersifat konservatif, tanpa mengemukakan alasan-alasan yang bersifat rasional.
Para manajer seringkali mengaggap para staff orang bodoh, sehingga para manajer menyelenggarakan kebijaksanaan-kebijaksanaan tanpa mengikutsertakan angota staff dalam mengambil keputusan.
Anggota staff tidak punya kekuasaan untuk memaksakan pendapat, walaupun mengetahui kebaikan-kebaikan dari pendapat tersebut lebih banyak tentang suatu daripada para anggota lini.
c. Bentuk Fungsional (Functional Organization)
Pada bentuk ini kekuasaan di limpahkan melalui para ahli dalam suatu fungsi. Dalam menjalankan tugasnya setiap kepada satuan bertanggung jawab kepala seorang ahli, sepanjang fungsi tersebut merupakan bidang keahlian tenaga ahli tersebut. Tiap-tiap ahli mempunyai kekuasaan dibidangnya terhadap setiap pejabat di kesatuan manapun. Lalu-lintas kekuasaan dalam organisasi bentuk ini tidak langsung dan vertical melainkan bersifat menyilang. Seorang pejabat bisa menerima perintah dari hanya beberapa orang ahli yang masing-masing hanya mengetahui satu fungsi saja.
Kelebihan bentuk ini adalah pejabat menjadi lebih cakap dalam bidang pekerjaannya, sedangkan kelemahannya koordinasi lebih sukar dilaksanakan karena saluran perintah yang menyilang menyebabkan pegawai/bawahan bertanggung jawab pada lebih dari satu orang atasan.Pada bentuk ini kekuasaan di limpahkan melalui para ahli dalam satu fungsi, dalam menjalankan tugasnya.
Dari uraian di atas tidak dapat di tentukan mana yang terbaik dari bentuk-bentuk tersebut. Untuk menentukan organisasi yang terbaik sangat ditentukan oleh kondisi organisasi sendiri, sebab masing-masing mempunyai kebaikan dan keburukan. Bentuk yang sebaik-baiknya yang di pakai suatu organisasi akan di pengaruhi oleh tujuan dengan mempertimbangakan luasnya organisasi, kemampuan organisasi, dan keadaan lingkungan sekelilingnyale.
Bentuk organisasi –organisasi berdasarkan lalu lintas kekuasaan lebih dikenal dengan struktur organisasi yang pertumbuhannya akan sejalan dengan pertumbuhan dari organisasi yang bersangkutan.
Pertumbuhan struktur organisasi dapat berupa:
Pertumbuhan secara vertical, yaitu penambahan tangga-tangga jabatan dalam organisasi.
Secara horizontal, yaitu penambahan divisi-divisi kerja.
Dari pembenahan fungsi dan pembagian kerja.
0 komentar:
Posting Komentar
HI All........
Thanks for reading my post.
I would be glad if you give me a comment abaout this post.