AGROINDUSTRI PEDESAAN DAN PEREKONOMIAN
RAKYAT
UNIVERSITAS MUARA BUNGO FAKULTAS
PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan kepada kita semua pendidikan, kesehatan serta
pikiran yang sehat sehingga dapat menyelesaikan makalah pada kesempatan kali
ini.
Dengan mengacu kepada perkembangan IPTEK dan
kemajuan globalisasi perdagangan international maka kami susun sebuah makalah
AGROINDUSTRI PEDESAAN DAN PEREKONOMIAN RAKYAT
ini tentunya dengan motifasi yang kreatif dan rasional, dengan cara
menyimak dari berbagai macam sumber data informasi, bertemakan ” AGROINDUSTRI PEDESAAN DAN
PEREKONOMIAN RAKYAT
Untuk kesempurnaan dari makalah yang kami selesaikan ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini, penulis sangat
berharapkan partisipasi, saran dan masukanya yang bersifat membangun sehingga
makalah ini dapat lebih sempurna lagi.
Muara
Bungo, 2010
- Latar Belakang
Pada
periode pembangunan, kebijakan pemerintah lebih memperioritaskan industri
pengolahan ( manufaktur ) subsitusi
impor, dan mengabaikan pertanian. baru pada dasa warsa 70-an dimasa ordebaru
pembangunan disektor pertanian lebih difokuskan, dan selanjutnya pada pelita IV
dan V agroindustri mulai mendapatkan perhatian dan diharapkan akan menjadi
tumpuan ekonomi nasional, akan tetapi lebih folus pada aspek pembangunan dari
pada aspek pemerataan dan kemandirian, pada masa itu industri yang dibangunkan
adalah industri perakitan dari luar serta pemberian fasilitas dan peluang
pembukaan bank.
Berdasarkan
skala usaha agroindustri, dipilah menjadi usaha skala besar, menengah dan
kecil. usaha skala besar berbasis perkebunan, sperti BUMN/PTP usaha skala
menengah dan kecil berbasis pertanian rakyat yaitu pengolahan biji palawija,
dan hasil tanaman hortikultura, hasil peternakan, dan perikanan air tawar,
payau dan laut.
- Tujuan
Pembuatan
makalah ini diharapkan agar petani lebih akan sumber perekonomian Negara yang
dapat memberikan kontribusi yang besar bagi Negara Indonesia ini.
PEMBAHASAN
- Agroindustri Pedesaan
agroindustri
yang berorientasi dipedesaan dan hasil bumi atau berbasis pada kegiatan
pertanian dan perikan menjadi komoditasnya sering dimasukan dalam lingkup
agroindustri pedesaan. penekanan pada pembangunan pertanian agroindustri
pedesaan mengandung stategi, Di Indonesia industri beroperasi dan bekerja
biasanya dikota-kota besar dengan pertimbangan ketersedian inflastruktur (
prasarana ) yang memadai. padahal agroindustri yang sendiri merupakan industri
yang memerlukan pasokan hasil pertanian karma sebagai bahan dasar atau bahan baku agroindustri umumnya
dihasilkan di pedesaan.
Tujuan
pembangunan agroindustri pedesaan adalah sebagai berikut.
a. untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen,
b. meningkatkan mutu dan harga hingga
mencapaikan hasil dan efisiensi kegiatan agroindustri.
c. mengembangkan diversifikasi produk dan
mengurangi produksi atau kelangkaan permintaan pada periode tertentu.
d. sebagai wahana pengenalan, pemanfaatan,
pengolahan teknologi dan sebagai peran masyarakat membudayakan industri,
melalui menciptakan wirausahawan baru dan swadaya pertanian.
- Kendala Agroindustri
Agroindustri berpotensi untuk dikembangkan melihat
aspek ketersediaan bahan baku. namun banyak kendala yang menjadi tersendatnya
laju agroindustri tersebut, yaitu
a. keterbatasab modal,
b. kualitas sumberdaya manusia,
c. keterbatasan penetapan teknologi,
d. sarana dan prasarana yang kurang
memadai,
e. kelembagaan.
Diberbagai pedesaan ketersediaan lahan
kucup minim sehinga pertanian tidak cukup dikembangkan secara bisnis dan tidak
dapat diandalkan, hal ini menyebabkan taraf hidup petani, peternak, dan nelayan
juga menjadi sangat rendah. sebagian agroindustri pedesaan mempekerjakan 5 – 7
dan selebihnya 8 – 19 orang yang tiap pekerja hanya tamat SD sehingga tingkat pendidikan akan mempengaruhi
dari pekerjaan yang dilakukan. terbatasnya penguasaan teknologi, kesenjangan
antara teknologi yang ada dengan yang dibutuhkan, dan rendahnya desiminasi (
penyebaran ) teknologi merupakan permasalahan teknik yang sangat mempengaruhi
pembangunan agroindustri pedesaan, teknologi tepat guna, baik teknologi produk
ataupun proses, termasuk teknologi pengemasan dan pengangkutan.untuk
pengembangan agroindustri pedesaan, perlu dikenal dan dimasyarakatkan
dipedesaan. kurang baiknya inflastruktur atau sarana dan prasarana menyebabkan
terjadinya hambatan dalam pengembangan agroindustri pedesaan. salah satu
nasalah yang terjadi antara lain adalahnilai tukar komoditas pertanian yang
cukup rendah hal ini disebabkan oleh simpul dan jaringan kelembagaan
pengembangan pertanian dan pemerataan belum begitu optimal, untuk mengembangkan
agroindustri yang terdiri dari kelompok tani usaha mikro dan menegah dalam
bentuk koperasi dan bentuk kemitraan dunia usaha.
Selain permasalahan yang ada yang dihadapi
petani ada juga kendala lain antara lain sulitnya bagi para petani dalam
memasarkan produk yang di hasilkan secara langsung ke konsumen akhir. teknik
yang dipakai adalah melalui pedagang pengumpul seperti tengkulatdari tingkat
desa ke kecamatan hingga ke kabupaten.lemahnya akses petani dimanfaatkan oleh
pedagang pengumpul untuk memperoleh keuntumgan yang sebesar – besarnya.
- Ekonomi Rakyat
Konsep ekonomi rakyat akhir –akhir ini
banyak diberi makna politik, dan tertuang dalam UUD 1945 Pasal 33. yaitu
pembangunan yang seyogyanya menggunakan sumberdaya yang dimiliki atau dikuasai
oleh rakyat banyak.Disini tertuang oleh rakyat yang berarti pelaku utama proses
pembangunan nasional dilakukan oleh rakyatbaiuk sebagai individu, kelompok ,
atau organisasi ekonomi rakyat.Dalam teori ilmu ekonomi pembagian faktor (
factory share theory )pendapatan diperoleh dari sumber daya dan sebagi
pengusahaanyang terlibat langsung dari proses produksisuatu barang atau
jasa.pendapatan sebagai sebagai pemilik sumberdaya minsalnya pendapatan atas
lahan yang di gunakan ( gaji, upah, bonus dll. ) pendapatan atas barang atau
modal yang digunakan yaitu royalty, hak paten dll. pendapatan sebagai pengusaha
adalah memiliki keuntungan bila pendapatan sebagai bentuk sumber daya ( upah,
bonus, pinjamanan, royalty, hak paten, pendapatan sebagai pengusaha akan
dijumlahkan keuntungan pendapatan dibagi barang yang diproduksi atau komodity,
Daloam teori pembangunan, prinsip –
prinsip demikian merupakan inti teori pertumbuhan yang di sertakan dengan
pemerataan ekonomi, dan sebaliknya pembangunan nasional digunakan sumberdaya
yang di datangkan dari luar negeridan di laksanakan di perusahaan asing ( PMA )
secara otomatis hasil tersebut lebih besar jatuh ke perusahan asing tersebut
atau rakyat negara lain. dalam hal ini pertumbuhan ekonomi cukup tinggi Cuma
pemerataan akan pincang hal inilah yang sering terjadi di indonesia, ekonomi
rakyat merupakan strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pendayagunaan
kemampuan rakyat sehingga pertumbuhan ekonomi dan pemerataan akan cepat
tercapai.
1. Adapun bentuk atau wujud ekonomi
rakyat yaitu:
Perwujudan ekonomi rakyat ini dapat
diwujudkan dari sumberdaya yang dimiliki rakyat banyak atau sektor dengan
kegiantan ekonomi sebagian besar rakyat berada, sampai saat ini sumberdaya yang
dimiliki dikuasai sebagian rakyat adalah sumberdaya alam, ( lahan, perairan,
dan diversivikasi hayati ) dan sumberdaya manusia ( tenaga kerja, keterampilan,
waktu ). oleh karena itu sekitar 75% dari total tenaga kerja dan sekitar
90% usaha skala mikro menenggah dan koperasi
berada dalam lingkup agribisnis ( termasuk didalamnya agroindustri) mereka itu
adalah pedagang, pengusaha petani, nelayan dan sarana produksi dll. )
Berdasarkan hal ini maka sebagian rakyat indonesia merupakan pelaku agribisnis
dan agroindustri pedesaan.
- Strategi Dan Pola Pengembangan Agroindustri Pedesaan
Dalam upaya pengembangan agroindustri
pedesaan dapat vlebih berperan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. diperlukan
strategi yang mampu mengurangi atau meniadakan hambatan-hambatan diatas dan
sekaligus meningkatkan potensi yang ada serta membuka peluang yang luas,
nketerpaduan antara aspek sumberdaya alam, modal, manajemen, teknologi dan
kekhasan produk yang harus mencerminkan dalam lembaga sebagai salah satu
pengembangan agroindustri pedesaan. seperti halnya komoditi secara umum
memiliki keunggulan komparatif untuk dikembangkandiwilayah tertentu hal ini
sesuai dengan letak agronomis sesuai dengan iklim pada suatu daerah dan sangat
sesuai dikembangkan secara optimal salah satu contoh komoditi yang kompatitif
yaitu salak pondok yang dihasilkan oleh sleman – yogyakarta, mangga yang
terkenal dihasilkan oleh daerah indramayu – jabar, bawang merah dihasilkan dari
brebes, nanas dari lampung, kakao dari sulawesi, getah dan tengkawang dari
kalteng, begitupula di jambi karet. dan masih banyak lagi hasil alam indonesia
yang terdapat dari daerah masing-masing.
Pengembangan agroindustri nenerlukan skala
yang sifatnya spesifik baik untuk subsistem masukan ( prasarana produksi )
subsisten budidaya, pengolahan, dan pemasaran. agroindustri yang dikembangkan
dipedesaan masih bersifat tradisional, bersifat rumah tangga dan tersebar dalm
unit-unit usaha skala kecil. sementara itu agroindustri yang maju, padat modal,
dan skala besar kurang berperan dalam menopang ekonomi pedesaan agar tercapai
tingkat efisiensi yang memadai maka agroindustri memerlukan persyaratan skala ekonomi tertentu. bahan baku yang
diperlukan harus tersedia, dalam jumlah tertentu,, berkelanjutan dengan mutu
yang baik dan harus terpenuhi secara
konsisten dari waktu – ke waktu.
Kegiatan produksi memerlukan suatu
rangakaian pengendalian mutu yang ketat agar dapat dicapai proses pada kegiatan
pengolahan selanjutnya. kaitan dengan hal tersebut pola pusat pengembangan
komoditas unggulan yang terpadu dengan pengolahandan pemasaran merupakan
upayauntuk mengatasi kesenjangan tersebut. keberadaan kelembagaan kemitraan
juga diperlukan untuk menopangkegiatan agroindustri. beragam pola kemitraan
sudah dikembang di indonesia untuk memajukan industri,antara lain anak angkat
bapak angkat, pola inti plasma ( antara lain PIR ) penyertaan modal ventura,
pengembangan teknologi kecil meneggah berbasis teknologi, modal usaha ekonomi
bersama, dan modal inkubator. penetapan pola tersebut menghasilkan kinerja yang
beragam, ada yang berhasil baik adapila yang tidak tepat sasaran,salah satu
faktor kegagalan suatu lembaga adalah kedudukan petani/peternak/usaha kecil
diangap lebih rendah dan lebih membutuhkan oleh pihak yang bermitra ( usaha
besar/swasta ).untuk mengatasi hal tersebut, ada nkonsep kemitraan yang saling
menguntungkan dan sling menghidupi keterpaduan aspek bisnis, finansial,
teknologi dan peningkatan sumberdaya manusia. menjadi ciri yang paling menonjol
pola mitra tersebut adalah pola BUMN dan pola koperasi yang bekerja sama dengan
petani secara baik dari dulu,
Dalam penerapan pola mitra berpartisipatif
menerapkan prinsip sebagai berikut :
1. Rekayasa pelembagaan ekonomi
masyarakat harus mengacu pada adat budaya setempat
dimana agroindustri dilaksanakan
2. kemitraan usaha berdasarkan pada
prinsip saling menguntungkan antara satu pihak dengan pihak lain yang satu
mitra,
3. Bentuk lembaga disusun
berdasarkan musyawarah dari wakil dan unsur yang bersangkutan
4. Transfortasi kelembagaan (
kelompok binaan menjadi lembaga formal mandiri ) dilakukan melalui proses yang
wajar demogratis dan sesuai dengan taraf penataan sistem agroindustri yang
diterapkan
5. Sumber dana terpadu berdasarkan
dari berbagai sumber yang dapat menjamin efesiensi biaya yang dapat
memungkinkan diterapkan pola bagi hasil.
6. Untuk mencapai efesiensi bisnis
maka dipelaku utama kemitraan seyogyanya mempunyai entity bisnis dalam jalur
sistem bisnis yang dikembangkan.
terdapat empat aspek penting dilakukan bentuk pola
pembinaan kemitraan partisifasi sebagai berikut :
1. Aspek
bisnis untuk menjamin kelayakan usaha
2. Aspek
kesejahteraan sosial untuk menjamin manfaat usaha.
3. Aspek
keikut sertaan untuk menjamin kelangsungan usaha.
4. Aspek
teknologi untuk menjamin teknik dan mutu produksi.
- Harapan
Pengembangan agroindustri di indonesia
mempunyai arti yang strategi karena penggembangannya diharapkan terjadi
peningkatan nilai tambah hasil pettanian melalui pemanfaatan dan penetapan
teknologi penggolahan. nilai agroindustri juga terletak sebgai posisi sebagai
jembatan yang menghubung antara kegiatan pertanian dengan industrisehingga
penggembangannya dapat menamabah angka tenaga kerja, pendapatan pet
ani/peternak/nelayandevisa negara melalui ekspor nilai tukar produk serta
penyediaan bahan baku industri.
Agroindustri pedesaan sulit dikembangkan
karna kendalanya pada pemodalan, luasnya lahan, sumberdaya manusia, penetapan
teknologi, dan faktor kelembagaanpola kemitraan yang bersifat saling sejajar dan
melindungi serta saling menguntungkan antara petani dengan para pengusaha kecil
dan menenggah, swasta BUMN (usaha besar) dan pemerintah sertan lembaga penyedia
teknologi dapat ditetapkan untuk menggangkat dan memajukan industri pedesaan
menjadi industri yang menguntungkan dan efisiensi, kokoh, serta bernilai tambah
tinggi.
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari hasil makalh diatas kita tahu bahwa
agroindustri pedesaan yang kita miliki sangatlah lemah dan untuk itu diperlukan
kelembagaan dan kemitraan yang menjujung tinggi hak – hak dari petani dan juga
saling mengguntungkan antara satu sama lain dan juga di perlukan partisifasi
pemerintah dalam memajukan industri yang berbasis pertanian di indonesia
dikarnakan negara kita lebih dikenal dengan negara agraris dimata dunia kita
merupakan negara yang memiliki potensi dibidang pertanian, dan untuk lebih
lengkapnya kita perlu modal dan investasi dari pihak kedua dalam memajukan
agroindustri pedesaan serta tenaga kerja yang kompetitif dan kredibel.
- Daftar Pustaka
Dianan 1996 agroindustri pedesaan dan lembaga
swasta 1996 jakarta.
Kadarisma, D. 1994 pergerakan agroindustri pedesaan
dan modal investasi.
Anonim 2001 Perkembangan
agroindustri pedesaan, hutan, perikanan, peternakan serta perkebunan, jakarta