Selasa, 07 Juli 2009

Laporan Pratikum DPT

LAPORAN PRATIKUM
MATA KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KACANG KEDELAI



DISUSUN OLEH:



UNIVERSITAS MUARA BUNGO ( UMB )
FAKULTAS PETANIAN JURUSAN AGRIBISNIS
TAHUN 2009/2010


K A T A P E N G A N T A R


Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kepada kita semua pendidikan, kesehatan serta pikiran yang sehat sehingga dapat menyelesaikan laporan pratikum dasar perlindungan tanaman pada kesempatan kali ini.

Dengan mengacu kepada perkembangan IPTEK yang disertai iman dan takwa, kepada tuhan yang maha kuasa maka tersusunlah sebuah laporan pratikum ini tentunya dengan motifasi yang kreatif dan rasional, dengan cara menyimak dari berbagai macam sumber data informasi, bertemakan :
”HAMA DAN PENYAKIT”

Penulis menyadari banyak kekurangan yang ada pada Laporan Pratikum ini, maka kepada semua pihak beserta dosen pembimbing (Dhaman Khuri), diharapkan partsipasi saran dan masukanya yang membangun sehingga laporan ini dapat lebih sempurna lagi.


Demikianlah atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Muara Bungo, mei 2008

Penulis

AHMAD KODRI

i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1.
1.1 Latar Belakang 1.
1.2 Tujuan 1.
BAB II 2.
2.1 Tanaman Kedelai 4.
2.2 Gulma, Hama dan Penyakit 9.
BAB III Bahan dan Metode 18.
3.1 Tempat dan Waktu 18.
3.2 Bahan dan Alat 18.
3.3 Metode Pratikum 18.
BAB IV Hasil dan Pembahasan 19.
4.1 Hasil Pratikum 20.
4.2 Pembahasan 20.
BAB V Kesimpulan 21.
DAFTAR PUSTAKA 22.

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Orang Cina merupakan pengguna kacang kedelai sebagai makanan yang pertama. Pada sekitar tahun 1100 BC, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina. Kacang kedelai telah diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh negara-negara Asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 AD. Pada awal abad ke 18, kacang kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat. Pada tahun 1970, tahu menjadi terkenal sebagai makanan alternatif dari daging yang “ramah lingkungan”. Orang-orang yang memperhatikan tentang kelaparan di seluruh dunia serta pemeliharaan sumber-sumber alam menganggap tahu sebagai pilihan makanan yang lebih murah dan sumber protein yang lebih efisien dibandingkan produk hewani.Hari ini, banyak orang telah beralih ke tahu dan produk yang berkaitan dengan tahu (termasuk minuman kacang kedelai), bukan untuk melindungi lingkungan, tetapi untuk kesehatan diri sendiri. Produk yang berkaitan dengan kacang kedelai merupakan makanan tambahan yang terjangkau.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahuai tingat lanjut hama dan jenisnya serta kerusakan yang sebabkan oleh hama dan penyakit dan juga untuk mengetahui cara membudidaya kacang kelai yang bernilai ekonomis.

1.
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Tanaman Kedelai

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. (budidaya kedelai)


Keanekaragaman dan budidaya
Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara. Tanaman ini telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara dan Indonesia.
Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah 'Ringgit', 'Orba', 'Lokon', 'Darros', dan 'Wilis'. "Edamame" adalah sejenis kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.
Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20-30cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penugalan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.

Pemeliharaan
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.

Biji

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umunya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
4.
Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.

5.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
SYARAT TUMBUH

Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.

PENGOLAHAN TANAH

- Tanah dibajak, digaru dan diratakan
- Sisa-sisa gulma dibenamkan
- Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m
- Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
- Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
6.
PENANAMAN

- Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai
- Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm
- Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang
- Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan
- Waktu tanam yang baik akhir musim hujan

PENJARANGAN & PENYULAMAN

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN

Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN

Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
7.

PEMUPUKAN

Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :

Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)

Urea (kg)

SP-36 (kg)

KCl (kg)


2 Minggu Setelah Tanam
50
40
20

6 Minggu Setelah Tanam
30

20
40

Total
80 kg
60 kg
60 kg


POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4 - 8 tutup POC NASA/tangki).
Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10 - 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 - 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan akan lebih baik disiram tiap hari karna menunjang pertumbuhan tanaman dan menyerap unsur hara..

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Ditakutkan tanaman terserang oleh bakteri/jamur.

8.
PANEN DAN PASCA PANEN
- Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
- Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
- Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.
- Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.

2.2 Gulma, Hama dan Penyakit Pada Kedelai
Dalam penangkaran kedelai, gulma, hama dan penyakit tanaman kedelai berpotensi menurunkan kuantitas dan kualitas hasil benih. Ketiga faktor pengganggu tersebut dan cara penanggulangannya perlu diketahui oleh para penangkar benih kedelai.
Gulma pada Pertanaman Kedelai
Gulma adalah tanaman yang tidak dikehendaki yang tumbuh bersama tanaman kedelai yang sedang diusahakan, serta sisa-sisa tanaman sebelum pelaksanaan penangkaran benih. Tanaman-tanaman tersebut merupakan kompetitor atau pesaing dalam pemanfaatan air, zat hara tanah, sinar matahari, dan ruang di sekitar tanaman kedelai, bahkan berperan sebagai inang hama serta penyakit tertentu. Akumulasi dari tingkat persaingan oleh gulma tersebut tampak nyata di lahan. Pada tempat-tempat yang telah ditumbuhi gulma, tanaman kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Menurut Soetikno S. Sastroutomo (1990) penurunan hasil akibat kompetisi gulma pada pertanaman kedelai dapat mencapai 10-50%.
Ragam dan pertumbuhan gulma di setiap lahan dipengaruhi oleh keadaan, milieu dan perlakuan lahan. Gulma yang biasa tumbuh pada lahan pertanaman kedelai terdiri atas lebih dari 56 macam, meliputi jenis rerumputan, teki-tekian, dan jenis gulma berdaun lebar. Pada lahan dengan indeks pertanaman 300% atau tidak mengalami masa istirahat lama, ragam dan jumlah gulma relatif sedikit. Sebaliknya, pada lahan yang mengalami masa istirahat lama (bero), ragam dan jumlah gulma relatif banyak. Beberapa jenis gulma yang dominan pada pertanaman kedelai antara lain adalah Amaranthus sp. (bayam), Digitaria ciliaris (rumput jampang), Echinochloa colonum (rumput jejagoan), Eragrotis enioloides (rumput bebekan), Cyperus kyllingia (rumput teki), Cyperus iria (rumput jeking kunyit), Portulaka sp. (krokot), Ageratum conyzoides (wedusan), Molluge penaphylla (daun mutiara), dan Mimosa pudica (puteri malu). 9.
Pada prinsipnya, pengendalian gulma dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis, biologis, dan khemis. Pengendalian gulma pada penangkaran benih kedelai ditekankan pada perlakukan kultur teknis dan cara mekanis. Oleh karena itu, pengolahan tanah dan perlakukan penyiangan tanaman serta roguing perlu dilakukan secara intensif.
Hama Tanaman Kedelai
Jenis hama yang biasa menyerang tanaman kedelai relatif banyak, baik yang berpotensi merusak tanaman dalam katagori ringan hingga berat, mengakibatkan penurunan produksi, dan bahkan mengakibatkan tanaman fuso (tidak menghasilkan).
I. Hama Perusak Bibit
a. Lalat Kacang
Lalat kacang merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal dengan nama Agromyza phaseoli, Ophiomya phaseoli, Melanagromyza phaseoli atau Beanfly. Pada umumnya, lalat kacang menyerang tanaman kedelai muda yang berumur antara 4-14 hari setelah tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang jogo, kacang aci, kacang tunggak, kacang hiris, kadang bedog, orok-orok dan beberapa tumbuhan liar.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan lalat kacang adalah terdapatnya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama, atau daun kedua, yakni bekas tusukan alat peletak telur. Gejala yang lain adalah terdapat liang berupa alur atau garis lengkung berwarna coklat, bekas gerekan larva.
Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa spiral. Serangan larva lalat kacang menyebabkan tanaman kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada tanaman yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman kerdil dan daun berwarna kekuning-kuningan.
b. Penggerek Batang
sampai saat ini penggerek batang bukan merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae, Melanogromyza sojae, stem fly dan stem borer. Pada umumnya penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek batang adalah terdapatnya bintik-bintik putih pada daun tanaman muda, tempat imago meletakkan telurnya. Kerusakan lebih lanjut berupa lubang gerekan oleh larva pada daun, tangkai daun, dan batang. Kadang ranting yang digerek menjadi patah.
c. Penggerek Pucuk
Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer. Hama ini bukan merupakan hama yang penting, menyerang kedelai yang berumur antara 4-8 minggu, dan selalu ditemukan di daerah sentra kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek pucuk adalah terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan daun bagian atas. Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif.
Pengendalian hama perusak bibit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Penanaman penangkaran benih kedelai secara serempak; sanitasi kebun, roguing tanaman yang menunjukkan gejala sakit; dan penyemprotan dengan larutan insektisida, bila intensitas serangan pada tanaman yang berumur kurang dari sepuluh hari mencapai 2% atau lebih.
II Hama Perusak Daun
Beberapa jenis hama yang menyerang daun tanaman kedelai adalah sebagai berikut:
a. Kumbang Daun Kedelai
Kumbang daun kedelai dikenal dengan nama Phaedonia inclusa; wereng kedelai, dan soybean leaf beetle. Hama ini merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan terutama ditemukan di sentra produksi kedelai. Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul diatas permukaan tanah hingga panen. Tanaman inang hama ini berupa tumbuhan liar, antara lain Desmodium ovalivalium, D. Trifolium, D. Gyroides, dan Pueraria phaseolides.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian. Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai.
11.
b. Ulat Grayak
Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan. Tanaman inang hama ini antara lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai, bawang merah, kacang hijau, jagung dan lain-lain.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan larva muda serta larva dewasa.
c. Kumbang Tanah Kuning
Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus suturellinus, Insect Feeding, Flea Beetle, dan Kumbang Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga pembentukan daun terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang panjang dan kacang tunggak.
Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah terdapatnya lubang-lubang kecil bekas gigitan serangga pada keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang tanaman.
d. Ulat Jengkal
Ulat jengkal juga dikenal dengan nama Plusia chalcites, Green Semilooper atau Uler Kilen. Hama ini menyerang daun tanaman yang agak tua. Tanaman inang hama ini antara lain kentang, tembakau, kacang hijau, dan tanaman kacang-kacangan lainnya.
Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun.
e. Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun dikenal dengan nama Lamprosema indicata atau leaf Roller Insect. Serangga ini menyerang daun tanaman yang berumur 3-4 minggu setelah tanam. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang polo, kacang panjang, kacang tanah dan tanaman penyubur tanah Clopogonium sp.

12.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat penggulung daun adalah daun terlihat menggulung dengan bagian atas merekat. Jika dibuka, pada bagian dalam terlihat bahwa tulang daun telah dimakan ulat.
f. Ulat Pelipat Daun
Ulat pelipat daun juga dikenal dengan nama Stomopteryx subsecivella, Biloba subsecivella atau Aproaerema nerteria. Tanaman inang hama ini adalah tanaman kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah pinggiran helaian daun merekat. Larva tinggal di daun yang merekat tersebut dan merusak jaringan sepanjang tulang daun.
Pengendalian hama perusak daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
1. Penanaman serentak sehingga periode vegetatif terjadi secara serempak
2. Pengolahan tanah secara baik untuk mematikan hama yang berada di dalam tanah
3. Pemusnahan kelompok telur yang ditemukan
4. Pengamatan dini untuk menentukan penanggulangan dengan insektisida
Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat pelipat daun, dan kumbang tanah kuning adalah 58 ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi kumbang kedelai adalah adanya intensitas serangan lebih dari 2 % pada umur tanaman 45 hari setelah tanam.
III. Hama Perusak Polong
Beberapa jenis hama yang sering ditemukan merusak polong tanaman kedelai adalah sebagai berikut:
a. Penggerek Polong
Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida.
13.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal.
b. Kepik Polong
kepik polong juga dikenal dengan nama Riptortus linearis, Pod Sucking Bug, atau penghisap polong. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria, Tephrosia, Acacia villasa, dadap, dan keluarga Solanaceae.
Serangan kepik polong pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam pada biji.
c. Kepik Hijau
kepik Hijau dikenal dengan nama Nezara viridula, Green Stink Bug, dan Lembing Hijau. Hama ini merupakan salah satu hama utama pada tanaman kedelai dan bersifat polifag. Tanaman inang hama ini antara lain padi, kacang hijau, tanaman kacang-kacangan, orok-orok dan kentang.
Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.
IV. Hama Kutu
Hama kutu yang sering ditemukan menyerang pertanaman kedelai antara lain sebagai berikut: 14.
a. Kutu Kebul
Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan Whitefly. Hama ini berpotensi menjadi hama utama pada tanaman kedelai. Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis Leguminosae, semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan tanaman kacang-kacangan. Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik kuning (Yellow Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah terdapatnya kutu-kutu berwarna pucat sampai kuning kehijauan pada bagian bawah daun atau daun pucuk. Kadang-kadang juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu yang berupa embun madu. Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak terhambat pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku.
b. Kutu Aphis
Kutu aphis juga dikenal dengan nama Aphis sp., Aphid atau secara umum disebut kutu. Kutu aphis menyerang daun muda pada berbagai jenis tanaman antara lain kacang-kacangan, terutama pada akhir musim hujan dan musim panas. Serangan kutu aphis terhadap daun tanaman muda menyebabkan daun menjadi kerdil dan lebih banyak polong yang kurang berisi.
Penyakit Tanaman Kedelai
Beberapa jenus penyakit yang sering ditemukan menyerang pertanaman kedelai adalah sebagai berikut:
1. Karat Kedelai
Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi, Uromuces sojae, Uredo sojae, P. Sojae, P. Vignae, P. Crotalaria, Phusopella concors, Rust Disease, atau Soybean Rust. Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman komak, bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang panjang, dan kacang asu. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang pada saat tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa.

15.
Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Oleh karena intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan kerapatan daun tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara lain Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis. Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang perlu, juga dapat dilakukan pengendalian dengan penyemprotan fungsisida.
2. Kerdil Kedelai
Kerdil kedelai atau Soybean Stunt disebabkan oleh Soybean Stunt Virus (SSV) yang ditularkan oleh Aphis glycines dan A. Craccivora atau melalui benih kedelai. Tanaman inang virus kerdil kedelai sangat banyak sehingga mudah tersebar.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit kerdil kedelai adalah tanaman tumbuh kerdil, pada helai daun tampak adanya mosaik, daun agak menggulung dan keriput, dan tulang daun terang (vein clearing). Gejala khas yang menunjukkan adanya serangan penyakit ini adalah terdapatnya belang coklat yang konsentris pada kulit biji yang terserang virus.
3. Mosaik Kedelai
Penyakit mosaik kedelai atau Soybean Mosaik disebabkan oleh virus mosaik kedelai atau Soybean Mosaik Virus (SMV). Virus ini dapat ditularkan melalui benih, Aphis glycines, serta Myzus persicae.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit mosaik kedelai adalah daun melilit, melengkung, tulang daun jernih (vein clearing), mosaik, berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun yang sehat, dan rapuh. Gejala khas yang nampak pada kulit biji yang terserang virus adalah terdapatnya belang coklat yang radial.
4. Mosaik Kuning Kedelai
Penyakit mosaik kuning kedelai atau Soybean Yellow Mosaik disebabkan oleh virus mosaik kuning kedelai atau Soybean Mosaik Virus (SYMV). Virus ini ditularkan oleh Aphis glycines. Tanaman inang virus ini adalah kacang tanah.
Tanaman yang terserang penyakit mosaik kuning kedelai menunjukkan perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning secara tidak merata pada seluruh permukaan daun.
16.
5. Katai Kedelai
Penyakit katai kedelai dikenal dengan nama Indonesia Soybean Dwarf Virus (ISDV). Penyakit ini ditularkan oleh Aphis glycines.
Serangan penyakit katai kedelai menyebabkan batang tanaman dan ruas buku (internodia) memanjang, daun tanaman berukuran kecil, keriput, rapuh, dan berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun yang sehat.
Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian terpadu melalui beberapa cara antara lain penggunaan benih yang sehat dan bebas virus, pelaksanaan tehnik budidaya tanaman secara sehat, dan penyemprotan dengan insektisida untuk menekan perkembangan aphis.

Hama Gudang
Hama yang menyerang benih kedelai selama di gudang penyimpanan terdiri dari beberapa jenis antara lain Bruchus chinensis L. Hama gudang ini dikenal dengan nama Kumbang Bruchus. Hama ini berbentuk oval, kepala meruncing, moncong agak pendek, bagian tubuh lebar, paha kaki belakang membesar, warna sayap luar coklat kekuningan dan ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Serangga aktif pada siang hari. Larva yang baru menetas menggerek biji kulit kedelai. Kumbang bruchus hidup dengan leluasa jika gudang penyimpanan benih kotor.
Gejala serangan kumbang bruchus pada biji kedelai dikenali dengan adanya lubang-lubang pada butiran kedelai. Biji kedelai yang terserang bruchus juga merupakan tempat berlindung serangga. Kadang-kadang tampak serangga keluar dari dalam lubang gerekan.
Pengendalian hama kumbang bruchus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan gudang dan dengan cara fumigasi, antara lain menggunakan methyl bromida sesuai petunjuk teknis.
17.
BAB III


Bahan dan metoda

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum dilakukan di BBI Alai Ilir dan mulai dilakukan pada Tanggal ……………. jam 10.00 WIB sampai dengan selesai pratikum.

3.2 Bahan Dan Alat

1. Bahan antara lain :
• Alkohol
• Tanaman kedelai dilapangan
2. Alat antara lain:
• Koran Dll.

3.3 Metode pratikum

Melalui penjelasan pembimbing sebelum melakukan pratikum dengan mekanisme sebagai berikut :………………..Rumusnya
Melihat langsung hama dan penyakit dan mengambil sampel tanaman yang terserang dan diuji dilaboratarium UMB

18.
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN


A. PERSENTASE TANAMAN KEDELAI YANG TERSERANG HAMA :


No. JENIS OPT PERSENTASE SERANGAN
1. Penggerek Barang
2. Penggerek Bucuk
3. Kumbang Daun Kedelai
4. Ulat Grayak
5. Kumbagn Tanah Kuning
6. Ulat jengkal
7. Ulat Penggulung Daun
8. Ulat Pelipat Daun
9. Penggerek Polong
10. Kepik Polong
11. Kepik Hijau
12. Kutu Kebul
13. Kutu Aphis


B. PERSENTASE TANAMAN KEDELAI YANG TERSERANG PENYAKIT :

No. JENIS OPT PERSENTASE SERANGAN
1. Karat Kedelai
2. Kerdil Kedelai
3. Mosaik Kedelai
4. Mosaik Kuning Kedelai
5. Katai Kedelai
6. Hama Gudang

19.

4.1 Bahasan Hasil Praktek

Pada Persentase Hama dan Penyakit yang dihasilkan terhasap tanaman kedelaimerupakan kenyataan yang ada dilapangan demikianlah jenis hama dan penyakit yang ada yaitu antara lain:

Hama:
1. Penggerek Batang
2. Penggerek Pucuk
3. Kumbang Tanah Kuning
4. Kumbang daun Kedelai
5. Ulat Grayat
6. Ulat Jengkal
7. Ulat Penggulung Daun
8. Ulat Pelipat Daun
9. Penggerek Polong
10. Kepik Polong
11. Kepik Hijau
12. Kutu Kebul
13. Kutu Aphis

Penyakit:
1. Karat Kedelai
2. Kerdil Kedelai
3. Mosaik Kedelai
4. Mosaik Kuning Kedelai
5. Katai Kedelai
6. Hama Gudang

20.

BAB V

KESIMPULAN


Dari Hasil Pratikum yang diadakan di BBI Alai Ilir, Tanpak jelas hama dan penyakit yang ad pada tanaman kedelai yang berpotensi merusak tanaman kedelai dengan kategori ringan hingga berat, mengakibatkan penurunan prokduksi, dan bahkandapat mengakibatkan tanaman fuso( tidak menghasilkan ). Penyakit karat kedelai yaitu terdaptnya bintikan kecil dan kemudian berubah menjadi bercak-bercak pada bagian bawah daun, yaitu Uridium penghasil Uredospora. Serangan Berat mengakibatkan daun mati dan berguguran dan polong hampa.
21.

DAFTAR PUSTAKA


Balai Informasi Pertanian (1983/84). “Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai” Depertanian Pertanian Banjar Baru.




































22.

0 komentar:

Posting Komentar

HI All........
Thanks for reading my post.
I would be glad if you give me a comment abaout this post.

LINKS

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Untuk Visitor Yang Berminat Berinvestasi Di Pertambangan Silahkan Saudara/i Kunjungi Website Kami http://ahmad-tarmizi.blogspot.com/ Kami SiapMelayani Anda Thanks.